SENJA LAWU JALIN PERSAHABATAN BERSAMA MAPALA UMN


Mapala UMN kembali mengadakan Ekspedisi yang disebut dengan Pendakian Lawu Mapala UMN berlangsung pada tanggal 3 Juli hingga 6 Juli 2014 yaitu bertepatan pada bulan puasa 1435 Hijriyah. Sesuai dengan namanya, kali ini Ekspedisi Pendakian Lawu diadakan di Gunung Lawu dengan ketinggian 3265 Mdpl (Meter di atas permukaan laut). 

Dengan beranggotakan 18 yang terdiri dari;  

  1. Prahara Galih atau Galih  
  2. Febryanto atau Yanto;
  3. Servulus Armando Dje atau Mando ;
  4. Ristania Tiara atau Riris;
  5. Fransisca Vera Galih atau Vera;
  6. Emil William atau Emil;  
  7. Arnold Dwiputra;
  8. Tanto Wibowo;
  9. Paulina Natania Selestinus atau Paul
  10. Dwika Anindito;
  11. Yohanes Oky atau Oky;
  12. Christopher Reinaldo atau Aldo
  13. Anandita Getar Reza atau Getar;
  14. Bella Tamara;
  15. Sekar Rarasati;
  16. Deonisia Arlinta atau Intan;
  17. Irene Brigitta atau Gita;
  18. dan saya Fitra Hasnu.

Gunung api yang telah lama tidak aktif ini berada di antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Terdapat dua pos basecamp yang umumnya digunakan oleh para pendaki. Jalur pendakian pertama yaitu di pos basecamp Cemoro Kandang yang terletak di Tawangmangu, Jawa Tengah dan yang kedua pos basecamp Cemoro Sewu yang berada di Sarangan, Jawa Timur. Untuk pendakian kali ini, kami sepakat untuk memulai pendakian yang dimulai dari jalur pendakian Cemoro Kandang dan turun melalui Cemoro Sewu. Gunung Lawu sendiri memiliki tiga puncak, yakni Puncak Hargo Dalem, Puncak Hargo Dumiling dan Puncak Hargo Dumilah. Selain itu, kegiatan ini juga diadakan agar semakin eratnya tali persaudaraan antara sesama anggota Mapala UMN.


Estimasi Biaya Transportasi Umum:

Angkot R06 B warna kuning = 6.000/orang (dari UMN sampai Islamic Village)
Bus 106 jurusan Isvill-Pasar Senen non AC = 3.500/orang
Tiket Kereta Matarmaja = 70.000/orang (dari Stasiun Pasar Senen sampai Stasiun Solo Jebres)
Iuran biaya tak terduga = 50.000/orang



Kamis, 3 Juli 2014.


            Pukul 09.00 WIB berlokasi di Lobby UMN (Universitas Multimedia Nusantara) beberapa teman saya sudah berkumpul sambil menunggu teman-teman yang belum datang. Ketika semua telah berkumpul, kami siap berangkat dari Kampus UMN menggunakan angkot R06 B berwarna kuning yang di tempuh sekitar 10-15 menit yang kemudian mengantarkan kami pada pemberhentian bus menuju Pasar Senen dengan harga 6000/orang.

Pukul 11.00 WIB kami menuju stasiun Pasar Senen menggunakan bus jurusan Isvill – Pasar Senen. Dengan harga 3500/orang dan jarak tempuh 1,5 jam. Pada saat itu keadaan lalu lintas tidak terlalu padat meskipun sempat beberapa kali saat keluar dari tol menuju Grogol, bus melaju dengan pelan dan terkadang berhenti di tempat. 

Pukul 12.30 WIB kami tiba di stasiun Pasar Senen. Sambil menunggu kedatangan kereta yaitu sekitar pukul 14.30, beberapa diantara kami ada yang menggunakan waktu untuk menunaikan Ibadah Sholat Dzuhur seperti yang saya lakukan dengan Riris dan Getar. Ada pula yang makan siang dan menunggu kabar dari teman yang belum datang serta membeli perbekalan makan untuk selama diperjalanan menuju Stasiun Solo Jebres.

Pukul 14.30 WIB kereta tiba di Stasiun Senen. Jumlah kami kini 16 anggota yang siap menuju stasiun Solo Jebres menggunakan K.A Matarmaja. Setelah mendapati gerbong dan nomor tempat duduk sesuai dengan tiket yang tertera. Kami mulai meletakan tas cerriel dengan rapih sesuai dengan tempatnya agar mudah diketahui dan dijangkau saat kereta telah tiba di tempat tujuan. Kereta melaju dengan perlahan saat pukul menunjukkan 15.15 WIB.

Seiring dengan waktu yang terus berputar dan kestabilan kereta yang melaju, pada pukul 18.30 WIB kereta yang kami tumpangi baru sampai pada stasiun Cirebon, Jawa Barat dan beberapa dari kami mencari makanan seperti nasi bungkus bersamaan dengan teman-teman yang berbuka puasa. Kami pun mengisi waktu dengan kegiatan yang menyenangkan sambil mengurangi rasa jenuh selama di dalam kereta. Ada beberapa teman saya asyik mengobrol dan bercerita dengan seru bahkan ada pula yang sudah teler akibat minum obat anti mabok seperti yang Bella lakukan. Butuh waktu sekitar 8 sampai 9 jam sebagai jarak waktu yang ditempuh selama perjalanan berlangsung dengan menggunakan K.A Matarmaja.

Jumat, 4 Juli 2014.

            Tiba di stasiun Solo Jebres pada pukul 00.35 WIB kami yang beranggotakan 16 dengan pelan dan hati-hati menuruni gerbong kereta. Pada saat itu keadaan stasiun sedang tidak terlalu ramai. Ada beberapa pedagang yang mondar-mandir sambil sesekali menjajakan dagangannya. Sebagian dari teman-teman lainnya mencoba untuk menghubungi Sekar dan Mando atas tibanya kami di stasiun Solo Jebres. Mereka yang sudah terlebih dahulu berada di Solo sebelum kedatangan kami telah mempersiapkan transportasi seperti bus yang di sewa dari USM (Universitas Sebelas Maret). Bus menjemput kami pukul 03.50 WIB dari USM. Beberapa teman ada yang berangkat menggunakan bus menuju USM dan lainnya ada yang membeli perbekalan logistik di pasar traditional yaitu Pasar Pada Maya, Solo menggunakan kendaraan pribadi.

            Pukul 04.40 WIB bis yang kami tumpangi segera mengantarkan kami menuju rumah Sekar. Sekitar pukul 05.00 WIB lebih kami telah tiba di homestay Sekar dengan selamat dan tidak ada yang kurang apapun. Kami yang telah genap menjadi 18 anggota mempersiapkan segala macam urusan untuk pendakian yang akan kami laksanakan pada hari itu juga. Ada yang melanjutkan istirahat, mandi, bercengkrama sampai ada yang hanya sekedar berbincang ringan demi membunuh kejenuhan. 

Pukul 09.00 WIB kami yang sudah siap dan cukup untuk mempersiapkan kembali segala kekurangannya pun segera berangkat menuju pos basecamp Pendakian Cemoro Kandang yang berada di Tawangmangu, Jawa Tengah. Menempuh waktu kurang dari 1,5 jam dari rumah Sekar dengan menggunakan bus dari USM dan tak luput, kami pun disuguhi pemandangan yang memukau sebelum tiba di pos pendakian Cemoro Kandang.
   
Jalan yang sedikit berbatu saat menapaki menuju pos pendaftaran atau perijinan Cemoro Kandang tak luput dari catatan perjalanan saya kali ini. Beberapa teman sibuk mendaftaran ulang kami ber-18. Namun, ada pula yang sibuk mencari warung makan yang cocok demi mengisi kekosongan perut serta menambah asupan kalori dan karbohidrat bagi tubuh. Saya dan Riris, masih menunaikan ibadah puasa. Kami berdua pun memutuskan untuk menjaga tas-tas cerriel teman-teman kami lainnya. Medekati pukul 13.00 WIB kami semua memulai menuju basecamp Pos Cemoro Kandang untuk briefing, berdoa dan bersiap untuk melakukan pendakian melalui jalur Cemoro Kandang.









Naik melalui jalur pendakian Cemoro Kandang.








Basecamp Pos Cemoro Kandang (1830 Mdpl) – POS 1 Taman Sari Bawah (2167 Mdpl)

Dari basecamp Pos Cemoro Kandang dengan ketinggian 1830 Mdpl pukul 12.53 WIB kami mulai melakukan tracking menuju POS 1 atau yang disebut dengan Taman Sari Bawah.

Dimulai dengan jalur tracking yang sedikit menanjak dan terkadang terdapat bonus atau datar menuju POS 1.  

Karena saya dan Riris masih berpuasa, kami pun tidak terlalu tergesa-gesa saat menyusuri jalan yang sering setapak. Sobat Alam juga seperti disugi oleh pemandangan seperti sedang memasuki hutan belantara. Sebelum mencapai POS 1, kita pun masih dapat menjumpai jalur air yang jika hujan turun, kontur tanah saat dipijak begitu licin dan butuh kehati-hatian. 

Kami membutuhkan waktu 1,5 jam untuk mencapai POS 1 karena kami sempat mengalami salah dalam pengambilan jalur pendakian. Tips untuk Sobat Alam saat ­tracking dengan aman, diusahakan selalu cermat memperhatikan keadaan sekitar. Seperti melihat petunjuk jalan misalnya tali rafia yang biasanya dipasang sebagai penanda jalur atau yang lainnya.

           
POS 1 Taman Sari Bawah (2167 Mdpl) – POS 2 Taman Sari Atas (2420 Mdpl)

               Tiba di POS 1 pukul 14.30 WIB, kami yang baru datang menemui rombongan lain yang jumlahnya hampir seimbang dengan jumlah kami.

 
Beristirahat di POS 1 Taman Sari Bawah.

Tidak berlama-lama, kurang dari setengah jam rombongan kami yang baru saja tiba langsung melanjutkan perjalanan menuju POS 2 yaitu Taman Sari Atas. Jalur semakin terjal dan licin. Disarankan saat Sobat Alam sedang tracking melalui jalur ini diusahakan terus mengatur pola nafas agar tidak terlalu terasa lelah. Kami pun menempuh waktu 1,5 jam menuju POS 2 dengan kontur tanah yang sangat jarak bonusnya.


POS 2 Taman Sari Atas (2420 Mdpl) – POS 3 Penggik (2819 Mdpl)


 Berfoto bersama di Pos 2 Taman Sari Atas Jalur Pendakian Cemoro Kandang


Seperti di POS sebelumnya, pada POS 2 ini terdapat rumah kecil dengan atap seng dan tanah yang cukup luas. Disekitar POS 2 terdapat Kawah Candradimuko jika kita baru tiba di POS 2, letak kawah tersebut berada di jalur kanan sebelah bawah. Sobat Alam tidak perlu khawatir karena petunjuk atau penanda jalan & nama lokasi telah diperbaharui termasuk pengingat bagi pendaki bahwa “Lawu Bukanlah Tempat Sampah”.




          Beranjak ke POS 3 yang disebut dengan Penggik, kami yang beranggotakan 18 pun harus menempuh waktu yang cukup lama untuk sampai ke POS 3. Beristrahat sejenak di POS 2 tidak membuat kami berlarut-larut. Kita pun masih akan menemui POS 2 bayangan dengan jarak tempuh kurang lebih sejam dari POS sebelumnya. Selepas dari POS 2 bayangan yang lokasinya berada di persimpangan jalan, saya dan beberapa teman lainnya terpukau dengan pemandangan yang luar biasa dari jalur Cemoro Kandang. Tuhan Yang Maha Esa begitu sempurna menciptakan Alam Semesta ini. 

 
 Pemandangan yang dapat kita lihat saat perjalanan menuju POS 3 Penggek.

 Beberapa di antara kami sudah mulai kelelahan dan kedinginan akibat angin yang semakin menusuk tulang belulang saat matahari telah terbenam. Semakin terjalnya jalur pendakian ditambah lagi penerangan tambahan dari headlamp pribadi kami masing-masing membuat saya pribadi yang mulanya ­nge-Lead sambil menemani Bella harus berada di barisan paling belakang bersama Galih, Riris, Mando, dan Emil. 
           
Saya yang ikut berada dirombongan paling belakang sempat memutuskan untuk istirahat sejenak. Mando pun membongkar tas cerriel-nya demi mengambil parafin yang berfungsi untuk menghangatkan kami yang sudah kedinginan setelah parafin tersebut dibakar. Dwika yang sempat ikut berada dirombongan saya segera melangkahkan kakinya menyusul teman-teman yang sudah terlebih dahulu berjalan. Keadaan semakin tidak stabil. Sebagai ketua pendakian, Galih segera memutuskan untuk mencari tempat landai yang memungkinkan dapat membangun tenda karena keadaan fisik yang mulai kurang mendukung.

            Dengan langkah hati-hati dan pasti saya pun tiba di POS 3 pada pukul kurang dari 20.30 WIB. Kurang lebih 4 jam perjalanan kami tempuh dari POS 2 menuju POS 3. Tanpa pikir panjang, tugas laki-laki membangun tenda dan perempuan membuat makanan untuk makan malam. Meskipun meleset dari target bahwa sebelumnya kita hendak membangun tenda di POS 4, tetapi untuk bisa mencapai POS 3 menjadi sesuatu yang melegakan sekaligus patut disyukuri.

Sabtu, 5 Juli 2014

POS 3 Penggek (2819 Mdpl) – POS 4 Cokro Suryo(3135 Mdpl)
           
            Pukul 02.00 WIB rombongan kami sempat mengalami suatu insiden dengan rombongan pendaki yang kami temui di POS 1 sebelumnya. Kami yang telah terlelap dan sudah membangun tenda di dalam sebuah tempat peristirahatkan seperti rumah beratap seng di POS 3. Harus terpaksa bangun serta segera memindahkan 2 tenda kami yang berada di dalam keluar rumah tersebut. Sebab, rombongan pendaki yang kami temui tersebut mempergunkan rumah tersebut sebagai tempat peristirahatan mereka. Saya yang ikut terbangun pun segera bergegas membantu teman-teman lainnya. Kurang lebih sejam kami harus membongkar pasang tenda kembali. Dan setelah tenda siap di tempati, kami pun kembali beristirahat demi memulihkan tenaga esok pagi.

            Dengan suasana dan suara yang begitu ramai, saya yang terbagun segera mendapati keadaan POS 3 yang jumlah pendaki yang dua kali lipat dari rombongan kami. 

SELAMAT PAGI DI POS 3 PENGGEK


Pagi Hari di POS 3 Penggek

           Pukul 07.00 WIB kami sarapan.. Dua jam lamanya kami sarapan agar asupan kalori dan karbohidrat merata. Kurang lebih pukul 09.00 WIB kami yang sudah didahului oleh rombongan lainnya segera briefing ulang sekaligus mengatur langkah tracking. Pukul 10.35 WIB kami mulai berjalan dan saya begitu bersemangat sambil menemani Bella nge-Lead. Saya tidak sendirian karena ada pula Riris yang kembali stabil dengan kondisi tubuhnya. 

Menuju POS 4 yang menjadi traget kami sebelumnya terdapat jalur yang selalu bonus dan sesekali menanjak apalagi jika minat melalui jalur alternative. Pada kali ini, saat menjalani perjalanan menuju POS 4 saya begitu ringan dan bersemangat, sebab teman saya yang bernama Bella ia telah kembali bugar serta memberanikan diri untuk melalui jalur alternative. Mengapa saya menyebutnya jalur alternative, karena pada jalur ini saya mengibaratkan sedang memotong jalan. Jika kita harus berjalan zig-zag dan berjalan pada jalur bonus, tetapi pada jalur alternative kali ini selain memotong dan jalurnya pun terus menanjak.

POS 4 Cokro Suryo (3135 Mdpl) – Pertigaan POS 5

 
Track menuju Pos 4 Cokro Suryo


Tiba di POS 4 Cokro Suryo.


            Pantas saja jika POS 4 tepat untuk tempat berkemah. 

Pos kali ini terdapat tanah lapang. Kurang diketahui berapa luas dan lebar jika dibandingkan dari pos-pos sebelumnya. Ada suatu rumah dengan dinding batu dan atap seng yang tidak pernah ketinggalan dari ciri khas tiap pos sebelumnya. Lepas dari pos sebelumnya, kita pun sudah dapat menjumpai tumbuhan edelweis. Pukul 12.45 WIB rombongan dari Mapala UMN telah tiba di POS 4. Masih dengan jalur air yang menjadi ciri khas jalur pendakian Cemoro Kandang, tetapi untuk kali ini jarak yang ditempuh dari Pos 3 menuju Pos 4 tidak memakan waktu lama. Kita hanya butuh kurang dari 1,5 jam perjalanan.
           
            Pada Pos 4 kali ini, kita sudah dapat menyaksikan hamparan awan yang luas. Terdapat pula 2 batu nisan yang bertuliskan, “In Memoriam M. Darwin” dan “In Memoriam Purwanto”. Disini kita tidak perlu khawatir jika tidak kebagian tempat pada rumah dinding batu karena luasnya tanah buat ngecamp cukup untuk lebih dari 5 tenda. Namun, sudah dapat dipastikan bahwa saat musim kemarau seperti sekarang ini, angin kencang akan mudah kita jumpai. Sehingga, pada pos 4 kali ini kita pun harus siap-siap dengan angin yang cukup menusuk tulang.

            Perjalanan dilanjutkan kembali dan kami melewati lereng berbukit-bukit. Track terus landai meskipun sedikit menanjak. Bella masih menjadi lead kami. Jarak antara Pos 4 ke pertigaan Pos 5 tidak terlalu jauh. Sehingga, kami masih santai saat menyusuri jalan. Dari jalur ini puncak Hargo Dumilah dapat terlihat jelas dengan kibaran bendera Sang Saka Merah Putih. Sesekali saya mencium bau belerang yang tidak diketahui dari mana asalanya. Kami menempuh jarak kurang lebih 1,5 jam lamanya untuk tiba di pertigaan Pos 5.

Pertigaan POS 5 – Puncak Hargo Dumilah (3265 Mdpl)

            Pukul 14.25 WIB kami tiba di pertigaan Pos 5. Kurang diketahui oleh saya saat itu sudah berada diketinggian berapa. 

Tetapi, saat Sobat Alam tiba disini jangan khawatir karena petunjuk jalan jelas ada disini. Jika dari jalur Cemoro Kandang kita akan mendapati 2 pilihan. Pertama, jika kita ambil lurus kita akan menuju ke Pasar Setan yang kemudian disambut oleh warung Mbok Yem di Puncak Hargo Dalem. Namun, pada pilihan kedua, jika kita ambil lajur ke kanan, kita akan langsung menuju ke Puncak Hargo Dumilah.

 Pertigaan Pos 5

             Kurang dari 30 menit briefing antara Galih, Yanto, Mando dan beberapa teman lainnya. Melalui musyawarah dan kesepakatan bersama, kami pun sepakat langsung menuju Puncak Hargo Dumilah.

 

 Track Menuju Puncak Hargo Dumilah

            Track menuju Puncak Hargo Dumilah mempunyai 1 jalur yang umum dilalui oleh pendaki, namun terdapat 2 track pendakian. Untuk pertama kalinya saya mengambil keputusan untuk melalui track yang pertama. Jalurnya terus menanjak dengan susunan seperti jalur air. Pada track yang seperti ini akan jauh lebih menguras tenaga karena selain kontur tanah yang berpasir sekaligus berbatu. Sewaktu-waktu batu-batu yang kita pijak dapat dengan mudah seperti longsoran. Berbeda dengan track satu lagi, merasa kelelahan saya pun pindah haluan yaitu jalur yang masih tetap menanjak, tetapi tidak terlalu berpasir karena pada track ini bebatuan telah tersusun rapih seperti pijakan anak tangga dan sesekali kita akan menerobos pohon-pohon cantigi saat mendekati Puncak Hargo Dumilah.

PUJI SYUKUR KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA

            Pukul 15.20 saya dan seluruh teman-teman dari Mapala UMN dengan restu dari alam semesta dan Tuhan Yang Maha Esa telah berhasil mencapai Gunung Lawu dengan ketinggian 3265 Mdpl melalui keterbatasan kami dan tekad yang gigih. Semua itu bukan tanpa alasan, bukan pula hanya mencari kepuasan bathin, tetapi melalui Ekspedisi ini kami dapat mendekatkan pribadi kami satu dengan lainnya. Dapat saling mengisi kekurangan dan kelebihan kami satu dengan lainnya. Dan tak lupa dengan harapan, kami dapat membawa almamater kami dari MAPALA UMN hingga menggapai ke puncak-puncak tertinggi selanjutnya. 

Kurang lebih selama 1,5 jam berada di Puncak Hargo Dumilah, kami yang mulai merasa angin semakin bertiup kencang dan matahari siap telah siap untuk tenggelam. Akhirnya setelah puas menikmati alam dari Puncak Gunung Lawu, diakhiri dengan berfoto bersama kami pun turun menuju Sendang Derajat yang letaknya kurang lebih 15 – 20 menit dari Puncak Hargo Dumilah. Sendang Derajat sendiri berada pada jalur pendakian Cemoro Sewu. Selain warung Mbok Yem yang berada di Puncak Hargo Dalem, ternyata di Sendang Derajat sendiri juga ada warung loh Sobat Alam.

Turun melalui jalur pendakian Cemoro Sewu.

Puncak Hargo Dumilah (3265 Mdpl) – Sendang Derajat


            Ditemani oleh angin yang begitu dingin, membuat kami segera membangun tenda sesuai dengan kelompok kecil masing-masing. Di Sendang Derajat ini terdapat warung loh. Selain itu, terdapat pula tempat peristirahatan seperti goa-goa buatan, ada pula tanah lapang di depan warung yang cukup untuk mendirikan tenda kurang lebih 6 tenda dome. Dan tak lupa ada juga nih sumber air disini. 

Buat Sobat Alam yang merasa tidak kuat dengan dinginnya angin di malam hari, disarankan untuk membawa pakaian hangat dan tebal akan suhu tubuh tetap terjaga hangatnya. Karena menurut informasi yang pernah saya ketahui, bahwa suhu di daerah mendekati Puncak Gunung Lawu bisa mencapai minus nol derajat loh, Sobat Alam.
           
Minggu, 6 Juli 2014

Sendang Derajat – POS 4 (Watu Kapur)

 

”SELAMAT PAGI MENTARI SENDANG DERAJAT”

         
  
Sarapan dulu yuk... Ayo pilih Sobat Alam tertarik di 'outdoor' atau 'indoor' nih...
Sungguh menakjubkan!! Dari Sendang Derajat puncak Gunung Wilis dapat kita lihat ditemani oleh hamparan awan yang begitu menawan. Beberapa burung jalak pun ikut meramaikan pendakian kami kala itu. Bukan hanya itu saja, jika berniat ke Puncak Hargo Dalem jarak dari Sendang Derajat pun tidak terlalu jauh. Surga Semestaaa~


Pukul 09.57 WIB setelah melakukan packing barang sesuai dengan kelompok kecil masing-masing dan berdoa demi kelancaran serta keselamatan selama perjalanan turun menuju Basecamp Cemoro Sewu. Kami pun beranjak turun menuju POS berikutnya. 

   






Briefing sebelum melanjutkan perjalanan dan berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.





Sesuai dengan peta yang saya lihat sebelumnya. Kami seharusya menuju POS 5 yaitu Sumur Jolo Tundo. Namun, entah mengapa justru saya tidak melihat papan nama POS 5 dan sebaliknya yang saya ketahui justru POS 4 yaitu Watu Kapur. Kami melewati POS 4 pukul 10.15 WIB. 

Umumnya, saat menuju POS 4 dari Sendang Derajat,Sobat Alam akan di suguhi oleh pemandangan semesta yang sangat menakjubkan. Penasaran bagaimana hamparan edelweiss dan cantigi menemani perjalanan kami kala itu?? Ayo segera, langkahkan kaki Sobat Alam menuju Gunung Lawu ya. Jangan takut tersesat juga Sobat Alam,karena kita pasti akan menemui pendaki-pendaki lainnya selama perjalanan. 

POS 4 (Watu Kapur) – POS 3 (Watu Gede)

   Pos 4 jalur Pendakian Cemoro Sewu.

 Pada POS 4 kali ini, sangat tidak disarankan untuk mendirikan tenda karena pada POS 4 hanya terdapat tiang dengan penanda POS 4. Jalur Cemoro Sewu juga memiliki batu-batu yang disusun seperti anak tangga namun tidak terlalu rapih. Saat Sobat Alam turun melalui jalur ini, bisa dikatakan jalur Cemoro Sewu saat turun cukup curam karena bebatasan langsung dengan jurang, tetapi jangan khawatir ya Sobat Alam karena di sisi jalur terdapat besi pegangan bagi pendaki. Selama kita bersabar dan selalu mengutamakan keselamatan, hal-hal yang fatal pun akan mampu diminimalisir oleh pribadi kita sendiri.

             
Pukul 10.45 saya tiba di POS 3 yang dinamai  Watu Gede. 

Estimasi waktu perjalanan dari POS 4 ke POS 3 ialah 30 menit. Pada POS 3 merupakan pos yang cocok untuk ­ngecamp karena lagi-lagi ada pondok dengan atap seng dan dinding berbatu. Cukup untuk mendirikan kurang lebih 3 tenda. Dari perjalanan ini pun, kita dapat melihat kabut yang turun dari puncak menuju lembah. Sekitar 10 menit beristirahat di POS 3, saya pun kembali melanjutkan perjalanan saat Bella telah sampai ditempat saya beristirahat.












POS 3 (Watu Gede) – POS 2 (Watu Gedeg)

            Perjalanan menuju POS 2 berakhir pada pukul 11.23 WIB.

  

Kala itu kabut masih menemani perjalanan, sehingga rintik-rintik hujan masih berselimut diperjalanan kita kala itu. POS 2 cocok untuk mendirikan tenda. Sekitar kurang lebih 5 tenda cukup berada disana. Tak lupa di POS 2 juga terdapat pondok beratapkan seng dengan dinding bebatuan. Jangan khawatir Sobat Alam, disini tanah cukup lapang kok yang berdekatan dengan tebing.




Tebing berada di belakang Aldo.

            Perjalanan saya lanjutkan dan selama perjalanan Sobat Alam akan menemui bebatuan-bebatuan besar yang akan menemani perjalanan kita untuk mencapai POS 1. Jangan lupa utamakan keselamatan karena saat menempuh jarak dari POS 3 menuju POS 2 jalur pun cukup terjal.










POS 2 (Watu Gedeg) – POS 1

            Track semakin menurun dan terjal. Dengan sisa-sisa semangat, pukul 12.41 WIB saya tiba di POS 1 jalur Cemoro Sewu. 

 
Di tempat ini, cocok untuk mendirikan tenda meskipun tidak terlalu luas seperti pos sebelumnya dan Sobat Alam jangan khawatir karena akan menemui warung-warung yang buka pada musim pendakian atau ziarah. Sayangnya, sewaktu saya kesana, deretan warung-warung itu sedang tutup semua. Mungkin, karena sedang bulan puasa kali ya Sobat Alam. Estimasi waktu Kita juga akan menemui beberapa tempat jalan setapak berbatu yang kemudian menjadi sempit karena banyaknya semak-semak yang tumbuh. Di beberapa tempat ada batu-batu besar serta dinding-dinding tebing di sekitar jalur pendakian. Buah berry pun ikut meramaikan perjalanan kita saat itu. Sungguh menyenangkan. 

POS 1 – Basecamp Pos Cemoro Sewu

            Menuju basecamp Pos Cemoro Sewu, kita akan disuguhi oleh jalur yang landai dan kadang menurun. Menjauhi POS 1 kita akan menemui beberapa pondok peristirahatan. Namun, diantara itu semua ada pula pondok beratap seng yang kurang terawat kerapihan dan kebersihannya. Sehingga, masih dapat kita jumpai sampah-sampah dan rumput-rumput liar disekelilingnya. Pepohonan rimbun kian menambah suasana rimba melalui Jalur Pendakian Cemoro Sewu. Tak luput, saya pun sempat menemui 3 lutung yang bergelantungan di atas pohon. Sobat Alam juga akan melewati perladangan warga. Sungguh perjalanan yang menyenangkan.

            Pukul 13.17 WIB dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Mapala UMN kembali dengan selamat. 


Basecamp Pos Cemoro Sewu – Rumah  Sekar

            Bus USM kembali menjemput kami pukul 15.00 WIB dan artinya kami dari Mapala UMN harus pamit dari Gunung Lawu di basecamp Pos Cemoro Sewu.  Sungguh, perjalanan yang sangat berkesan sekaligus berkenan dihati. Estimasi waktu dalam perjalanan turun sekitar kurang lebih 4,5 jam dengan jumlah anggota 18. Bagi saya, perjalanan Ekspedisi Pendakian Lawu adalah berkah karena melalui Ekspedisi ini, selain dapat menikmati alam, kita juga diajarkan toleransi antar pendaki dan dukungan antar sesama anggota dalam pendakian.


Semoga apa yang didapatkan bukan hanya sekedar lelah dan kepuasan bathin.
Melainkan, ilmu yang bermanfaat serta pengalaman yang berharga.
Pecinta Alam memang Pendaki tetapi bukan Perusak Alam.
SALAM LESTARI!!!

Fitra 13140110243 Anggota Muda Mapala UMN

Komentar

Posting Komentar

Celoteh Paling Populer